Post SANDAL KAYU SITI ROMLAH
Di sebuah rumah yang mewah dan megah, hiduplah seorang gadis yang sangat cantik dan baik budinya, Siti Romlah. Ia hanya tinggal bersama ibu tiri beserta kedua saudara tirinya karena ayahnya telah meninggal beberapa tahun silam. Namun, Siti Romlah selalu diperlakukan semena-mena oleh saudara-saudara tirinya. Bahkan ibu tirinya pun juga tak segan memperlakukan Siti Romlah seenaknya.
Setiap hari Siti Romlah harus mengerjakan pekerjaan rumah yang sangat berat, sedangkan saudara-saudara tirinya selalu asyik menghambur-hamburkan uang dengan shopping dari satu mall ke mall yang lain. Menghadapi semua itu Siti Romlah hanya bisa menerimanya dengan ikhlas dan pasrah serta selalu berdo’a agar kebahagiaan segera datang.
Wati : “ Mami, lihat ini aku belanja apa aja.??” (berbicara dengan nada sok bule).
Mami : “ Haduuhh… kamu itu belanja kok yaa segini,, kurang donk sayang.. buat Mami mana.??”
Susi : “ Tenang Mami.. kita udah nyiapin buat Mami”. (mencari barang di tas belanja). “ Nih.. gaun terbaru dari koleksi butik Ivan Gunawan. Lucu kan.??”
Mami : ” Waw.. it’s very beautiful.. hahaha….
Di tengah gema tawa mereka, Siti Romlah muncul dari dapur berharap ada hadiah untuknya.
Siti : “ Sister, apa tak ada sesuatu untukku.??”
Susi : “ Hmmmm… sebentar, ku lihat dulu apa ada barang yang cocok untukmu”. (mengeluarkan sesuatu dari tas belanja). “ Nah, ini ada minyak pijit, nanti habis masak pijitin aku. Oke.!! Hahahaha…”
Wati : “ Aku juga nanti rapi’in kuku-kuku ku.!!!”
Mami : “ Hahahaha… setelah itu potong rumput di halaman belakang. Selamat bekerja Siti Romlah.!!”
Siti Romlah hanya bisa menangis dan menangis menghadapi kelakuan saudara-saudaranya. Ia tak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Ia hanya bisa menunggu kebahagiaan seperti akhir dari cerita dongeng.
Sementara itu, di rumah yang berbeda, mewah bak istana, nampak seorang pria tampan bernama David yang sedang duduk melamun seorang diri dengan di temani gitar kesayangannya. Ia bersenandung kecil di iringi gitar itu. Sebenarnya ia juga sedang menanti siapakah pujaan hatinya kelak. Karena sampai saat ini tak ada satu gadis pun yang dapat mencuri hatinya.
Mom : “ What are you doing in here, my sweety.??”
David : “ Nothing, Mom. I’m just waiting my girl…….”
Mom : “ Oh David, Mom percaya gadismu adalah yang terindah. Seperti pelangi sehabis hujan.” (tersenyum)
David : “ Yeah, Mom. Tapi apa dia juga sedang memikirkanku saat ini.??”
Mom : “ Of course, David. Sudahlah ia pasti datang suatu hari nanti. Sekarang masuklah nanti kamu masuk angin.”
David : “ Yes Mom..”
Ω Ω Ω Ω Ω
Di tengah tenangnya rumah mewah Siti Romlah, Wati dan Susi sedang asyik bermain internet dengan laptop. Sementara itu, Siti Romlah justru sedang bergelut dengan cucian-cuciannya. Namun tiba-tiba. . . . .
Wati : “ Wuaaaaaa….!!! Si ganteng dengan suara emas, David Archuleta sedang mencari rekan duetnya… ikutan yukk.?!”
Susi :” Apa.?!! Ikut.?? Aku aja kale.. kamu gag usah. Gag nyadar apa suara kaya’ kaleng rombeng gitu..!!”
Wati : “ e..e..e… gag salah tuh.. bukannya kamu yang jelas-jelas kalah. Huh bilang aja kamu takut, iya kan.?!!”
Mami : “ Aduhh..aduhh.. ada apa ini putri-putriku yang cantik.??”
Susi : “ Ini lho Mami, si ganteng David lagi nyari teman duetnya. Aku mau ikut Mami, siapa tahu aku gag hanya cocok jadi teman duetnya tapi juga istrinya..”
Wati : “ Wuu.. bagaikan kecebong merindukan bulan.!!”
Susi : “ Kamu itu kecebongnya.!!”
Mami : (menggeleng-nggelengkan kepala) “ Sudah..sudah.. kalian ini apa-apa’an sih?? Kalian kan saudara, jangan bertengkar terus donk.!! Kalian semua harus ikut dan bersainglah secara sportif. Mengerti?!! Sekarang jabat tangan minta maaf.!!”
Wati : (menjulurkan tangan kanannya) “ maaf..”
Susi : “ Hmmm.. awas bilang aku kecebong lagi.!!”
Sayup-sayup Siti Romlah mendengar percakapan saudara-saudaranya dari dapur. Ia pun berniat untuk angkat bicara.
Siti : “ Mmmm… maaf, bolehkah aku ikut audisi itu??”
Mami : “ What?!! I’m not false hear?? Sadar donk Siti Romlah!!! Kamu itu tidak lebih dari seorang yang tak berguna!!!”
Wati : “ Hahaha.. Memangnya kamu bisa nyanyi, hah.?!!”
Susi : “ Di bandingin sama panci jatuh juga masih bagusan suara panci jatuh.!!! Hahahaha”
Mami : “ Sudah kembali ke istana dapurmu sana!!”
Siti Romlah berlari menuju kamarnya yang tak lain adalah sebuah gudang. Di sanalah ia dapat menenangkan diri meskipun tempat itu sudah tak layak lagi untuknya. Ia menangis sambil memandangi foto ayahnya.
Siti : (menangis) “ Ayah.. kenapa ayah begitu cepat meninnggalkan Siti.?? Siti sudah tak kuasa menahan semua ini, ayah…”
Tiba-tiba ada sesuatu yang bergerak di balik almari Siti Romlah. Ternyata adalah…
Peri 1 : “ Ahai.. alooooo…” (berlagak seperti tak punya dosa).
Siti : (terkejut) “ Siapa kamu.!!”
Peri 1 : “ Aku peri baik dari hatimu cantik. Aku tahu permasalahanmu dan aku akan membantumu.”
Siti : “ Hah.?? Peri??”
(lalu tiba-tiba muncul peri yang lain)
Peri 2 : “ Bukan.!! Dia bukan peri baik! Dia peri jahat cantik. Akulah peri baik yang sesungguhnya.”
Siti : “ Sebenarnya siapa kalian??”
Peri 2 : “ Aku adalah peri baik yang akan membantumu bukan dia.!!” (menunjuk peri 1).
Peri 1 : “ Heh.. jangan percaya dia cantik. Akulah peri baik itu. Dia yang peri jahat.!!”
(peri 1 dan peri 2 berkelahi)
Siti : “ Hentikan!! Aku sedang sedih. Jadi jangan buat aku marah.!! Bila tak ada sesuatu yang penting, lebih baik kalian kembali ke alam kalian.”
Peri 2 : “ Tunggu cantik. Percayalah padaku. Ambillah sandal kayu ini. Lalu pergilah ke audisi itu dengan mengenakan sandal itu. Kebahagiaan akan menantimu.!”
Peri 1 : “ Jangan cantik..!!! kamu akan sial jika memakai sandal jelek itu.!!”
Peri 2 : “ sudah cepat bersiap-siaplah cantik..”
Siti : (mengangguk) baiklah. Terima kasih.”
(peri 1 dan peri 2 masih saja berkelahi)
Ω Ω Ω Ω Ω
Di kemegahan rumah David sudah nampak gadis-gadis yang akan mengikuti audisi pencarian rekan duet itu. Di sana juga nampak Wati dan Susi yang juga akan mengikuti audisi tersebut.
Kawan : “ Oke.. para gadis kita akan mencari teman duet David untuk album selanjutnya. So, prepare your self.!!”
(para peserta maju satu per satu dan hasiln ya sangat miris. Begitu juga dengan penampilan Wati dan Susi. Tidak ada satu pun yang berhasil membuat David terpikat)
Kawan : “ Oke girls. Nampaknya David belum menemukan teman duet yang pas untuknya. Hmmm… so.?? Bagaimana David??”
David : “ Entahlah..”
Tamu1 : “ Oh David.. apa yang kurang dariku. Suaraku sudah semerdu burung nuri. Tapi mengapa kau masih bimbang??”
Tamu2 : (sinis) “ burung beo iya.. hahaha.. jangan berpikir terlalau lama David. Akulah orang yang tepat untuk menemanimu di atas panggung.”
(Wati dan Susi hanya menatap dengan tatapan sinis)
Daddy : “ Bagaimana David, tidak adakah gadis yang mampu menjadi teman duetmu sekaligus memikat hatimu??”
Mom : “ Iya David, jangan berpikir terlalu lama. Mereka lumayan kok..”
David : “ Tapi aku tak tertarik dengan mereka, Daddy, Mom..”
Daddy : “ Lalu yang seperti apa yang kamu inginkan??”
David : “ Entahlah..”
(Mami Wati dan Susi mendekati David)
Mami : “ Maaf.. Apakah kau tidak mau berkenalan dengan gadis-gadisku ini, David??”
Daddy : “ Ayolah David, cobalah..”
Wati : “ Hmm.hmm.. aku Wati, David.. aku pernah ikut audisi Indonesian idol dan American idol, tapi gagal. Tapi yang penting aku kan bisa nyanyi..”
Susi : “ Halah.. jangan percaya, David. dia gag lolos karena suaranya seperti kaleng rombeng.”
Mami : (mencubit lengan Wati dan Susi) “ Sssttt... jangan norak!!!” (tersenyum pada David).
Di tengah percekcokan antara Wati dan Susi yang memperebutkan David, tiba-tiba muncullah sosok yang menyita perhatian semua orang yang ada di sana. Dia adalah Siti Romlah.
(Siti Romlah bernyanyi dengan suara indahnya)
Daddy : “ Kau masih tak terpikat dengan dia??”
Mom : (memonyongkan bibirnya dan menyenggol-nyenggol lengan Daddy) “ Daddy.. jangan macem-macem lho..”
Daddy : “ Hehehe.. iya Mom.. mom yang terindah pokoknya.”
David : “ Dialah yang aku cari.”
David pun menghampiri Siti Romlah. Ia terpesona dengan suaranya yang indah dan parasnya yang ayu. Namun David juga di buat terkejut, bahkan bukan hanya David, melainkan semua orang yang ada di sana. Mereka terkejut karena Siti Romlah memakai sandal kayu. Kontan tawa pun meledak di rumah megah David.
Wati : “Hahahahaha.. apakah dia tak sadar bahwa ini ajang pencarian penyanyi berbakat bukan jualan jamu yang memakai sandal kayu.!!!”
Susi : “ Tauk tuh.. sok banget sih..!!!”
David : “ Diam kalian.!!!” (mendekat pada Siti Romlah) “ Wahai gadis yang ayu, siapakah dirimu??”
Siti : “Hmm... akuu...................”
Daddy : “ Sudahlah jangan terlalu basa basi, David.”
Mom : “ Come on, David. dont westing time again..”
David : “ Bersediakah kau menjadi teman duetku dan menjadi pendamping hidupku??”
Siti : “ Mmmm.................”
Belum selesai Siti menjawab pertanyaan David, 2 peri tengil itu muncul lagi. Namun hanya Siti Romlah yang bisa melihat mereka.
Peri1 : “ Hahahaha... terimalah cantik..”
Peri2 : “ Jangan cantik.. cepatlah kembali pulang sebelum terlambat. Cepat cantik.!!!”
Siti : “ Tapi...........”
Peri2 : “ Cepat cantik.!!!”
Siti : (menoleh pada David) “ Maafkan aku aku harus pulang.”
David : “ Tapi kenapa?? Aku belum tahu namamu.”
Siti Romlah berlari meninggalkan David. Tanpa disadari sebelah sandal kayunya terjatuh. Namun ia tidak mempedulikannya. Siti Romlah terus berlari.
David : “ Aku akan mencarimu, gadisku...”
Ω Ω Ω Ω Ω
Di setiap malam David selalu memikirkan gadisnya yaitu Siti Romlah. Ia telah berniat untuk mencarinya sampai ketemu. Dan ia berjanji tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika ia tidak berhasil menemukan gadis yang telah ia tunggu-tunggu itu.
David : “ Kawan, tolong bantu aku untuk mencari pasangan sandal ini.”
Kawan : “ Weww.. bagaimana caranya?? Mau beli di pasar?? Memangnya boleh beli satu?? Lagian sandal butut gitu. ”
David : “ Bukan itu maksudku. Aku mencari pemilik dari pasangan sandal ini. Dan pemiliknya adalah bukan orang sembarangan. Dia adalah gadisku.”
Kawan : “ Hmmm...otre..otre.. nanti aku di kasi’ bagian ya..”
Setelah pengumuman tentang pencarian pemilik pasangan sandal kayu itu telah tersebar di internet, rumah David tak pernah sepi dari gadis-gadis yang mengaku menjadi pemilik pasangan sandal kayu itu. Tak terkecuali Wati dan Susi.
Tamu1 : “ Oh David.. akulah pemilik pasangan sandal kayu itu. Kakiku pas di sandal itu.” (mencoba sandal)
Kawan : “ Maaf, kaki anda terlalu kecil nona.”
Tamu1 : “ Tapi nanti kan bisa tumbuh jadi gede.!”
Kawan : “ Maaf, sekali tidak tetap tidak. Oke next..”
Tamu2 :” Minggir.. akulah orang yang kau cari, David. aku punya pasangan sandal kayu itu.” (menunjukkan sandal kayu)
Kawan : “ Hmm... biar ku lihat.” (meneliti sandal) “ Maaf, sandal ini bukan pasangan sandal yang kami cari.”
Tamu2 : “ Tapi.. tapi...”
Wati : “ Excuse me..... biar aku yang mencoba sandal itu.” (mencoba dan ternyata kekecilan).
Susi : “ Sudah ku duga pasti kekecilan. Kaki segede gajah gitu.!! Hahahaha.... biar aku yang coba.” (mencoba dan ternyata kegedean)
Kawan : “ Waduh nona-nona, maaf, kalian tidak beruntung.”
David sudah pasrah dengan keadaan. Ia merasa telah gagal mendapatkan gadis impiannya. Namun tiba-tiba. . . . . .
(Siti Romlah muncul dengan bersenandung merdu)
David : “ Suara itu..... gadis itu yang aku cari.” (mendekati Siti Romlah) “Kau kah gadis itu??”
Siti : (mengeluarkan pasangan sandal) “ yaa akulah orang yang kamu cari.”
David : “ Lalu bersediakah kau menjadi teman duetku dan teman hidupku??”
Siti : “ Mmmmmm... dengan senang hati.”
Mom : “ Tuh kan apa Mom bilang, gadismu adalah yang terindah.”
David : “ Thanks, Mom.”
David pun bersiap bernyanyi dengan Siti Romlah. Tapi terhenti karena teriakan histeris Wati dan Susi.
Wati : “ Huh.. kenap harus si gembel itu.!!”
Susi : “ Aku tidak terima.!!”
Kawan : “ Tenang nona-nona, masih ada aku..”
Tamu1 : “ Lalu bagaimana dengan aku??”
Tamu2 : “ Dan aku..???”
Kawan : “ Kalian juga denganku. Hahahaha....”
(Wati,Susi dan para tamu berteriak histeris. “ Tidaaakkkkk.....”)
(semua bernyanyi bersama)
Ω Ω Ω Ω Ω
